Charging Kilat dan Stereotype Baterai Jadi Cepat Loyo, Baca Infonya
UNIVERSALTEKNO - Semakin hari semakin banyak orang bergantung dengan smartphone, baik untuk membantu pekerjaan, mencari informasi, saling berhubungan, hiburan digital, dll. Setiap orang sekarang semakin lama menghabiskan waktu melihat layar smartphone, bahkan dibandingkan melihat layar komputer atau televisi.
Semakin lama teknologi smartphone juga semakin baik. Layar yang semakin bagus, prosesor yang semakin cepat, sensor yang semakin lengkap, fitur-fitur yang semakin hebat, dll, yang akhirnya membuat banyak device portable ini dituntut untuk menyala semakin lama. Sayangnya teknologi baterai sekarang ini perkembangannya belum secepat teknologi lainnya seperti yang disebutkan di atas.
Memang banyak teknologi-teknologi baterai baru yang sepertinya akan sangat menjanjikan, baterai yang lebih tahan lama, lebih tipis, dan tidak mudah rusak. Hanya teknologi ini sekarang masih dalam tahap percobaan, masih dibutuhkan waktu beberapa tahun kedepan untuk bisa diterapkan pada berbagai device.
Untuk menyiasati kebutuhan device yang semakin lama dituntut untuk terus menyala, saat ini yang banyak dilakukan industri smartphone adalah memperbesar kapasitas baterai. Kita ingat satu dua tahun lalu, umumnya baterai smartphone masih di bawah 2.000 mAh. Sekarang kebanyakan smartphone memiliki kapasitas baterai sudah di atas 2.000 mAh, bahkan ada yang berkapasitas 5.000 mAh.
Baterai yang besar kapasitasnya, juga punya efek negatif, selain membuat smartphone semakin tebal dan berat, biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk di-charge (diisi) penuh. Rata-rata smartphone berkapasitas 3.000 mAh, jika menggunakan cara charging standar, memerlukan waktu 3 jam lebih untuk bisa penuh.
Untuk itu dicari cara supaya pengisian baterai tidak perlu memakan waktu yang lama, dan kita diperkenalkan dengan teknologi pengisian baterai yang lebih cepat yang dikenal dengan banyak istilah, fast charging, boost master, rapid charge, turbo power dll, yang diusung oleh berbagai vendor.
Memang selain itu, ada juga yang mencoba mensiasatinya dengan menggunakan aksesoris charger yang memiliki ampere yang lebih besar, tetapi cara ini tidak bisa secara signifikan mempercepat waktu pengisian.
Sebenarnya fast charging, boost master, turbo power, dll, saat ini secara umum menginduk kepada teknologi yang dibuat oleh Qualcomm, yaitu quick charge. Saat ini quick charge sudah mencapai versi 2.0, dan menjanjikan waktu pengisian bisa 75% lebih cepat dibanding pengisian standar.
Pertama kali implementasi quick charge harus pada device yang menggunakan beberapa tipe prosesor Snapdragon dari Qualcomm, dengan mengaplikasikan Power Management Integrated Circuit. Kemudian quick charge 2.0 ini bisa digunakan juga oleh device-device yang tidak menggunakan prosesor dari qualcomm dengan menerapkan stand alone quick charge 2.0 chip.
Jadi untuk bisa mengimplementasikan cara charging yang cepat, memang diperlukan chip khusus sebagai 'otak' yang mengatur teknologi ini.
Untuk melihat lebih jauh bagaimana teknologi charging yang cepat ini bekerja, kita mengambil salah satu contoh dari teknologi fast charging yang digunakan Samsung. Karena saat ini selain memiliki rekor charging tercepat di antara device-device yang mengimplementasikan quick charge 2.0, Samsung sepertinya menjadi vendor yang paling serius membawa fast charging dan pengembangannya, terhadap device-device flagship terbaru. [ Detik ].
Semakin lama teknologi smartphone juga semakin baik. Layar yang semakin bagus, prosesor yang semakin cepat, sensor yang semakin lengkap, fitur-fitur yang semakin hebat, dll, yang akhirnya membuat banyak device portable ini dituntut untuk menyala semakin lama. Sayangnya teknologi baterai sekarang ini perkembangannya belum secepat teknologi lainnya seperti yang disebutkan di atas.
Memang banyak teknologi-teknologi baterai baru yang sepertinya akan sangat menjanjikan, baterai yang lebih tahan lama, lebih tipis, dan tidak mudah rusak. Hanya teknologi ini sekarang masih dalam tahap percobaan, masih dibutuhkan waktu beberapa tahun kedepan untuk bisa diterapkan pada berbagai device.
Untuk menyiasati kebutuhan device yang semakin lama dituntut untuk terus menyala, saat ini yang banyak dilakukan industri smartphone adalah memperbesar kapasitas baterai. Kita ingat satu dua tahun lalu, umumnya baterai smartphone masih di bawah 2.000 mAh. Sekarang kebanyakan smartphone memiliki kapasitas baterai sudah di atas 2.000 mAh, bahkan ada yang berkapasitas 5.000 mAh.
Baterai yang besar kapasitasnya, juga punya efek negatif, selain membuat smartphone semakin tebal dan berat, biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk di-charge (diisi) penuh. Rata-rata smartphone berkapasitas 3.000 mAh, jika menggunakan cara charging standar, memerlukan waktu 3 jam lebih untuk bisa penuh.
Untuk itu dicari cara supaya pengisian baterai tidak perlu memakan waktu yang lama, dan kita diperkenalkan dengan teknologi pengisian baterai yang lebih cepat yang dikenal dengan banyak istilah, fast charging, boost master, rapid charge, turbo power dll, yang diusung oleh berbagai vendor.
Memang selain itu, ada juga yang mencoba mensiasatinya dengan menggunakan aksesoris charger yang memiliki ampere yang lebih besar, tetapi cara ini tidak bisa secara signifikan mempercepat waktu pengisian.
Sebenarnya fast charging, boost master, turbo power, dll, saat ini secara umum menginduk kepada teknologi yang dibuat oleh Qualcomm, yaitu quick charge. Saat ini quick charge sudah mencapai versi 2.0, dan menjanjikan waktu pengisian bisa 75% lebih cepat dibanding pengisian standar.
Pertama kali implementasi quick charge harus pada device yang menggunakan beberapa tipe prosesor Snapdragon dari Qualcomm, dengan mengaplikasikan Power Management Integrated Circuit. Kemudian quick charge 2.0 ini bisa digunakan juga oleh device-device yang tidak menggunakan prosesor dari qualcomm dengan menerapkan stand alone quick charge 2.0 chip.
Jadi untuk bisa mengimplementasikan cara charging yang cepat, memang diperlukan chip khusus sebagai 'otak' yang mengatur teknologi ini.
Untuk melihat lebih jauh bagaimana teknologi charging yang cepat ini bekerja, kita mengambil salah satu contoh dari teknologi fast charging yang digunakan Samsung. Karena saat ini selain memiliki rekor charging tercepat di antara device-device yang mengimplementasikan quick charge 2.0, Samsung sepertinya menjadi vendor yang paling serius membawa fast charging dan pengembangannya, terhadap device-device flagship terbaru. [ Detik ].
0 Response to "Charging Kilat dan Stereotype Baterai Jadi Cepat Loyo, Baca Infonya"
Post a Comment